Tuesday, September 9, 2014

Pangeran Berkuda



I'm waiting for a prince on a white horse. Actually, I met only horse

Jika aku bukan jalanmu ku berhenti mengharapkanmu
Jika aku memang tercipta untukmu, ku kan memilikimu
Sekelumit lirik lagu “Jodoh Pasti Bertemu” besutan Afgan Syahreza ini  rasanya mirip-mirip dengan apa yang aku rasakan detik ini. Aku sadar bahwasanya kelahiran, kematian, rezeki dan jodoh semuanya Rahasia Illahi, tak satupun makhluk di dunia ini mengetahuinya.
Namun perihal satu ini – jodoh.red – kadang membuatku pelintir-pelintir rambut sendiri, tak bisa ditebak, tak bisa diprediksi, tak mampu diungkapkan dan dinyatakan dengan sekedar kata-kata. Bahkan hati pun kadang masih tak rela bila setiap tahun pertanyaan “Jadi kapan nih undangannya?” selalu menjadi pertanyaan wajib yang menghantui.

Bila aku mati-matian memikirkannya, boro-boro mendekat, terlihatpun sulit. Sebaliknya, ketika aku berusaha menjauh dari pikiran itu, dia datang tiba-tiba, masuk ke kehidupanku. Berupaya mengambil hatiku, berupaya mencuri perhatianku, berupaya mendapatkan senyumku. 

Ah itu dulu, cuma sesaat sebelum aku terlena akan perhatian singkatnya, candanya, pengetahuannya, kecerdasannya. Setelah ia dapatkan semua perhatianku, tetiba menghilang tanpa asa, lenyap tanpa bekas. Pergi, menghilang tanpa kabar, tanpa bicara, tanpa kata, tanpa nada, tanpa suara. Hening.

Pun ku saat ini sudah tak memikirkannya, kadang dia malah muncul sendiri tanpa diundang, tanpa alasan, tanpa basa-basi. “Yah, lelaki, kalau ada butuh dia nyari kalau engga dia pergi, sial” batinku mengamuk. Bagaikan "kuda" yang datang dan pergi seenak hati.

Apalah aku ini, cuma manusia biasa. Khayalku terlalu tinggi. Mengharapkanmu sama saja dengan mengharapkan pangeran berkuda datang menyelamatkan sang putri. Hanya dongeng belaka.

Hey, sang pangeran yang masih tersembunyi oleh waktu, aku tak meminta kau datang saat ini juga, aku hanya minta saat yang tepat. Saat dimana aku mau menerimamu, kamu mau menerimaku apa adanya. Jika aku bukan jalanmu, Tuhan tidak akan mempertemukanku padamu, tapi jika kau memang untukku, Tuhan akan kirimkan kau padaku.

Illustration by net

2 comments:

  1. Emang yang suka datang dan pergi seenak hati itu KUDA, in? dari mana? Coba tanya capres yang hobi pelihara kuda, apakah sifat kuda demikian? *melengos pergi *dansa-dansi *bagaikan pangeran berkuda *oke, gw gak penting

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dalam Khayalanku si kuda (meskipun tak semua kuda demikian adanya), yah kalo kita memiliki khayalan yang berbeda rasanya itu sah-sah saja. Toh pemikiran setiap manusia berbeza. *waduh gak punya nomor telepon capres yg suka pelihara kuda, kamu ada? boleh deh dibagi, dia kan suka pergi-pergi pake kuda tuh *apeu ga nyambung *melengos

      Delete