Thursday, September 4, 2014

Hari Solidaritas Hijab Internasional

Bentuk protes atas kematian Marwa Al Sherbini (photo.net)
Taukah kalian kasus yang menimpa saudari kita, Marwa Al-Sherbini, seorang muslimah asal Mesir yang tewas dibunuh pemuda Jerman keturunan Rusia di dalam ruang sidang gedung pengadilan kota Dresden, Jerman? Saat itu, Marwa hendak memberikan kesaksian dalam kasus penghinaan yang dialaminya hanya karena ia mengenakan jilbab. Namun, belum sempat memberikan kesaksiannya, pemuda itu menyerang Marwa dan menusuk ibu satu orang anak itu hingga 18 kali.


Bentuk rasa berkabung atas kematian Marwa yang tewas karena membela simbol kemuslimannya (photo net.)

Atas kasus tersebut, wajar rasanya bila Ketua Assembly for the Protection of Hijab, Abeer Pharon menyerukan umat muslim dunia untuk menjadikan Hari Hijab Internasional sebagai hari solidaritas mengenang Marwa. Seperti dikutip dari situs Islamonline, Abeer mengatakan bahwa Marwa adalah martir bagi perjuangan muslimah yang mempertahankan jilbabnya. "Ia menjadi korban Islamofobia, yang masih dialami banyak muslim di Eropa. Kematian Marwa layak untuk diperingati dan dijadikan sebagai Hari Hijab Sedunia," ungkapnya.


Jilbab atau hijab sampai detik ini kadang masih dianggap momok menakutkan bagi kalangan tertentu. Tidak hanya di negara barat yang notabene penduduknya minoritas. Pun di negara-negara yang mayoritas muslim, Indonesia salah satunya. Kadang, pengggunaan hijab yang salah kaprah masih menjadi hal negatif yang menjadi pekerjaan rumah tersendiri.


Apakah ada yang pernah diusir dari bus kota hanya karena hijab seperti yang dialami muslimah di Denmark? Dikeluarkan dari sekolah karena memakai jilbab seperti siswi islam di Perancis? Dikejar-kejar para “Islamfobia”? Sungguh, pada saat ini, para wanita muslimah di tanah air sudah bisa menikmati kebebasannya untuk mengenakan pakaian taqwa, namun kenapa tidak banyak yang sadar dan peduli untuk segera berhijab?

Euforia


Perayaan Hari Solidaritas Hijab Internasional atau World Hijab Days di Indonesia memang gaung-nya tidak terlalu semarak. Namun demikian, beberapa kalangan turut menjadikan hari ini sebagai hari istimewa, Dian Pelangi, misalnya. Dalam akun resminya, desainer muda berbakat Indonesia ini memposting foto saat ia dan sejumlah muslimah di Paris sedang berada di depan menara Eifel, simbol negara yang masih tabu dalam penggunaan hijab.


Dian Pelangi bersama muslimah di depan menara Eifel (photo net.)

Diambil dari republika online, Dian juga mengutip syair Black Eyed Peas, "Jika kamu hanya mencintai dirimu sendiri dan membuat jarak karena adanya perbedaan, maka itu hanya akan menghasilkan kebencian." Ia berharap seluruh umat beragama di dunia bisa saling berdampingan.


Semangat Pagi, TJ dan Kemal (foto net.)

Selain Dian, salah satu radio ibu kota, gain fm juga turut merayakan gema Internasional Hijab Solidarity Day. Pagi ini di Semangat Pagi, Kemal dan TJ mengajak para audience-nya untuk men-twitpic foto hijab melalui twitter @987Genfm. Acara ini ditujukan sebagai bentuk solidaritas dimana seluruh muslimah dunia merayakan hak mereka menggunakan hijab.


Film Hijabers in Love (foto net.)
Satu lagi yang tak mau ketinggalan. Ialah Film bertajuk Hijaber in Love yang sengaja diluncurkan bertepatan dengan worlds hijab day. Tujuannya untuk mengenang perempuan berhijab di seluruh dunia yang mendapat perlakuan diskriminatif atas keteguhan mempertahankan prinsip agama. Menurut eksekutif produser, Firman Basro, timnya memilih 4 September sebagai tanggal rilis karena ingin menggunakan momentum ini dengan memberi semangat kepada para hijabers di Indonesia dan di seluruh dunia. “Film ialah media paling berpengaruh dan inilah upaya kecil yang kami persembahkan untuk Indonesia,”ujarnya seperti diambil dari yahoo celebrity online.

Semoga tetap istiqomah (Photo by Langgeng)
Di kantorku sendiri, aku dan teman-temanku merayakannya dalam bentuk sederhana. Kami yang sehari-harinya hanya mengenakan hijab seadanya, hari ini mencoba mengenakan hijab yang agak lebih syar’i. Kami berupaya mengenakan hijab hingga menutup dada dan mengenakan rok/gamis. Harapannya semoga ke depan bisa terus belajar dan istiqomah, aamiin.


Jangan berlebihan


Wakil Ketua Paguyuban Mualaf, Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK), Alisya Fianne menilai, penggunaan hijab tidak perlu dirayakan secara berlebihan sehingga terkesan tanpa makna. “Saya baru dengar ada perayaan itu, tapi menurut saya tidak perlu dirayakan, karena memang sudah ada dalam Alquran. Tidak perlu dirayakan tetapi seharusnya dimaknai,” tutur Alisha dalam republika online.

Menurut Alisya, peringatan hari hijab sedunia bukanlah hal yang luar biasa. Ia justru menyayangkan jika perayaan ini hanya dirayakan tanpa memaknai arti penggunaan hijab. Saat ini, sebagian orang beranggapan hijab hanya sebuah tren bukan sebagai kewajiban seorang Muslimah untuk menutup auratnya.
"Belum lagi, saat ini masih banyak Muslimah yang menggunakan hijab tanpa mengindahkan syariat," kata Direktur Utama Alisya Nurul Baqi Tour.

Karenanya, mari berhijab karena hijab bukan sekedar tren tapi kewajiban seorang muslimah. Bismillah ^^


Selamat Jalan kak Marwa, Jannah menantimu (photo.net)

Source:
http://eramuslim.com/berita/dunia-islam/hari-ini-hari-solidaritas-jilbab-internasional.htm
http://ayualfath.wordpress.com/jarmus-jaringan-muslimah/ihsd/
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/14/09/04/nbda6p-hari-solidaritas-hijab-jangan-sekedar-euforia-tapi
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/14/09/04/nbd7d4-dian-pelangi-selamat-hari-solidaritas-hijab-internasional
http://www.987genfm.com/content/read/2326/hari-solidaritas-hijab-internasional-sobat-gen-

2 comments: