Monday, September 29, 2014

Pelajaran dari Kursi Roda

Budayakan Tiga Kata Istimewa
Pernahkah kalian merasakan berada di rumah pesakitan, menjalani perawatan sampai harus menggunakan Kursi Roda? Jika pernah, bagaimana perasaan kalian saat itu? Rasa ketika dirimu sadar tak mampu mandiri. Rasa ketika seluruh mata memandangmu dari ujung kepala sampai ujung kaki.

Itu yang terjadi padaku beberapa hari lalu. Hanya karena dokter memberi 5 sampai 6 jahitan ditelapak kakiku, terpaksa aku harus merasakan duduk di kursi itu. Jika kemudian aku ditanya bagaimana perasaanku kala itu? Jawabannya tentu tak nyaman. Aku merasa bagaikan orang yang amat sangat butuh belas kasihan orang lain. Padahal tak segitunya.

Bahkan, ketika mau tak mau aku  harus sendiri di ruang perawatan, aku dianggap tak mampu membantu diriku sendiri. Saat makan siang tiba, seorang penjenguk dari pasien sebelah lantas (tanpa diminta) membantuku, mengambilkan makan siangku yang hanya berjarak satu meter dari kasurku. Sedih sesungguhnya, tapi apa mau dikata, kakiku tak kuasa melangkah. 

Namun dibalik itu semua, aku menemukan sebuah pelajaran berharga. Selama aku belum bisa berjalan sempurna, aku belajar tiga kata sederhana. Aku kembali memfungsikan tiga kata yang acapkali hanya ku perhatikan sambil lalu. Tiga kata yang sanggup merubah hidupku. Ya, tiga kata istimewa.

Ketiga kata itu yakni "Maaf, Tolong dan Terima Kasih".

Mungkin sebagian orang menganggap tiga kata itu terlalu sepele atau bahkan minim arti tetapi  tak demikian untukku. Berkat ketiga kata itu, aku menyadari, masih banyak manusia di dunia ini yang memiliki hati sempurna meskipun kondisi mereka tak sempurna. Hanya dari tiga kata ajaib itu, aku bisa beraktifitas normal. Melalui tiga kata itu aku belajar banyak.

Kata "Maaf" mengajarkanku sadar bahwa ada kepentingan orang lain yang kita abaikan. Kata ini berarti ungkapan rasa penyesalan mendalam atas ketidaknyamanan yang dirasakan orang lain. Melalui kata ini, kita belajar berempati atas apa yang orang lain rasakan.

Kata "Tolong" menyadarkanku bahwa hidup kita ini selalu membutuhkan orang lain. Kata ini membantu meringankan beban atau lebih lagi dapat pula menyelamatkan jiwa seseorang. Melalui kata ini, kita belajar bahwa kesombongan diri dapat menyeret kita pada keterpurukan.

Kata "Terima kasih" mengekspresikan rasa syukur pada Tuhan. Seringkali kita hilap mengucapkan kata ini padahal melalui kata ini kita mengungkapkan rasa ikhlas atas kebaikan orang lain. Berkat kata ini kita belajar menghargai apa yang telah dilakukan orang lain terhadap diri kita.

Dewasa ini, langka sekali menemukan orang-orang yang menggunakan tiga kata itu di era modern, pun di Indonesia. Padahal budaya kita jelas-jelas mengagung-agungkan diri sebagai bangsa yang ramah tamah. Lantas, kemana budaya ini menguap? Aku hanya berharap pelajaran ini mampu membuka mata manusia-manusia yang sejatinya dilahirkan sebagai makhluk sosial. Makhluk yang tak mampu hidup tanpa makhluk lainnya.

Maka ...
Jangan pernah gengsi mengatakan maaf
Jangan terlalu angkuh untuk meminta tolong
Jangan pernah lupa mengucapkan terima kasih


Sekalinya dikasih bunga malah dari rumah sakit
*illustrasi dan foto by me
gambar ilustrasinya masih belajar ya kaka (males bikin lurus tu tangga) peace

2 comments:

  1. cie, kode banget itu ya caption bunga-nya

    ReplyDelete