Sunday, November 30, 2014

Mighty Morphin Power Rangers


Horay, Minggu pagi saatnya duduk manis di depan televisi, pencet tombol nomor 6, RCTI. Langsung deh, terpampang nyata deretan kartun-kartun animasi, dilanjutkan superhero ala barat dan Indonesia. Jeng jeng jenggg.. Ada yang masih ingat serial superhero tahun 90-an? Lima anak sekolah memiliki kemampuan khusus disatukan untuk menjaga bumi dari para penjahat. Ada yang jago bela diri, jago olah raga, jago akrobat, pintar dari sisi akademis, bahkan jago dance.


Rangerss.. saatnya berubah *keluarin alat dari kantong belakang
Merekalah Power Rangers yang dipersatukan dengan teknologi super canggih kala itu sehingga mereka mampu mengubah dirinya seperti robot yang berkekuatan super. Pasti ingat kan kalau kepala mereka memakai helm full face dan mengenakan pakaian ketat berwarna-warni. Ihirrrrrrrr.. "Go.. go.. Power Rangerss.."


Biar eksis - helmnya dilepas
Setiap tokoh baik pas akan ada tokoh jahatnya. This is it "the Villains"..


Ini dia tokoh-tokoh dibelakang Power Rangers yang menyatukan mereka. Tersebutlah Zordon dibantu asisten robot alpha yang membuat Power Rangers jadi kuat.


Zordon: Panggil Rangers; Alpha: ay ya ya ya yaaa..
Mereka juga memiliki robot raksaksa yang akan membantu mereka mengalahkan musuh-musuhnya yang tetiba membesar. Ada yang lupa? Ehh ada yang inget? Inilah Megazord.


Megazord
*all foto by net

Saturday, November 29, 2014

Shit Happens

unpredictable*
Shit Happens - tema #blogchallenge minggu ini ingin ku gambarkan sebagai pengalaman menarik, unik, apik dan tak terlupakan. Tentang ketidakberuntungan - tidak tepat waktu - salah kondisi dalam satu kejadian. Satu hal yang ku sadari dan ku pelajari ialah Pengertian. Kata lainnya, berusaha mengerti kondisi orang lain pada saat itu. Baiklah, aku mulai ceritanya (beware: akan ada banyak pengulangan kata omel, ketus, marah, jutek)

Jadi begini (mengerutkan dahi mencoba mengingat), menurutku shit happens versi aku merupakan saat-saat aku yang tak tau apa-apa ini tetiba kena semprot (diomelin, diketusin, dimarahin, dijutekin, atau di-bully via kata-kata yang menyayat hati jiwa raga pikiran) tanpa sebab dan alasan yang jelas. Biasanya kalau orang marah akan ada awal percikan apinya, tapi ini aku yang sedang bermanis hati berpikiran jernih dan hanya menyapa atau bertanya sesuatu tau-tau dijutekin.

Pertama, kala itu seorang temanku yang sedang mengandung anak pertama (mengulang kata pertama- tetottt). Entah kenapa, tak ada angin tak ada hujan apalagi petir dan geluduk, setiap berurusan denganku, aku pasti kena semprot. Bertanya baik-baik jawabnya ketus. Aku merasa tak punya salah. Ia juga tak memberitau apa kesalahanku. Pas lagi denganku juteknya tak ketulungan, tau-tau ada telepon dari si suami berubah 359 derajat, jadi manis. Errrr (kaya serigala mau gigit). Memang tak hanya diriku si yang menjadi sasaran kejutekan-nya tapi yahh aku merasa sakitnya tuh disini *tunjuk cangilll.

Kedua, masih bermasalah dengan seorang ibu hamil (bumil). Entah kenapa ya, aku merasa menjadi objek penderita sasaran bumil muda. Apakah aku terlalu unik, menarik atau mengesankan *dibunuh bumil. Intinya pernahlah suatu hari, aku sedang menulis. Ketika sedang memikirkan bahan tulisan, tetiba aku (dibawah sadar) menengok ke atas atau ke samping. 

Saat aku menengok ke samping (muka serius lagi mikir), kebetulan ada seorang bumil yang berbicara dengan rekan kerjanya tentang suatu hal yang sepertinya rahasia. Aku tak menghiraukan pembicaraan mereka sampai tetiba dengan lantang si bumil teriak "Apa lo kepo nengok-nengok". Hadohhhhhhh.. ane lagi mikir, gan bukan kepo. Ketika kata-kata itu keluar buatku saja, aku tak sadar, apalagi ngepoin orang. Phuuulleeissss deh Geer maksimal. :D hahahahhaaa *ketawa ngakak guling-guling

Ketiga, selain golongan bumil. adalah golongan wanita-wanita PMS yang akan dengan senang hati memberikan muka jutek, kata-kata sinis bin pedes dan marah-marah tak jelas padaku. Aku pun sadar, tiap bulan itu datang, aku kadang juga melakukan ini. Jadi 1-1 yah, sister. Hahahahaa *jumawa

Terakhir, kali ini golongan laki-laki. Bisa ku katakan tak hanya wanita tetapi pria juga bisa sensitif pake banget. Ini masalah pelik: pengisian galon air di kantorku (padahal cuma nuang - *toyor kepala sendiri gak kuat angkat galon). Aku tak tau ya, kenapa para lelaki diruanganku itu susah sekali dimintain tolong angkat galon air minum. Saking susahnya, adalah seorang dua orang yang rutin bin selalu jadi volunter. 

Suatu hari, entah karena capek atau sibuk, atau sakit atau apalah, ia menolak disuruh mengangkat galon ke dispenser. Aku lantas menyodorkan galon itu ke dekatnya, berharap ia mau mengangkat galon seperti biasanya, be our heroes. Tau-tau. Glundung grumpang grumpeng (ga jelas bunyinya). Galon itu dibanting tepat di depanku, aku lupa kena kaki atau tidak tapi rasanya tuh sakit *tunjuk dada. Dia jutek tak jelas sambil pasang muka asyemm *semoga gak asem juga badannya Hahaha *peace.

Intinya, kejadian itu memang shit happens for me, tapi tidak pernah ku anggap siapa yang salah atau siapa yang benar. Di dunia ini, waktu tak akan pernah kembali. Seperti fase hidup manusia, dari bayi - remaja - dewasa. Kulit yang semula halus menjadi keriput. Rambut yang hitam perlahan memutih. Usia yang terus berkurang dari detik ke detik. Itulah roda kehidupan, terus berjalan tiada henti. Tak seperti doraemon yang bisa kembali ke masa lalu, kita hanyalah manusia biasa yang tak akan mampu menyebrangi dimensi ruang dan waktu.

Perbuatan dan ucapan orang-orang sekitarku memberikan pengetahuan dan wawasan baru tentang bagaimana memahami mereka. Bagaimana menempatkan diriku "sebaiknya" pada waktu dan kondisi yang tepat. Namun tak semuanya bisa berjalan seperti apa yang kita harapkan karena memang tak satupun di dunia ini mengetahui apa yang akan terjadi satu detik ke depan. Kita hanya mampu berusaha melakukan hal "terbaik" yang kita bisa.





Jika ada yang tersinggung, maaf atas segala kehilafan dalam tulisan ini. 
Jika ada yang tidak tersinggung terima kasih atas pengertiannya.
Peace, Love and Smart.

*illustration by me
**illustration by net

Enchanted Heritage : A Walk Through Many Cultures

The Second Annual Concert - Enchanted Heritage*
Tepat pukul 19.20 gate Usmar Ismail hall di buka. Meski sedikit terlambat dari waktu yang seharusnya, penonton antusias masuk ke ruangan. Ketika pintu terbuka, beberapa anak tangga siap mengantar menuju aula besar. Tampak latar belakang hitam, panggung berlantai kayu dengan sebuah piano hitam di pojok kanan dan sebuah layar putih di pojok sebelah kiri. Ditambah, ratusan kursi berwarna merah berjajar rapi diharapannya.

Tak lama berselang, seorang lelaki mengenakan tuxedo hitam berdasi dan berkacamata langsung berdiri dihadapan kami. Ia membawa mikrofon hitam. Agak ragu sejenak, lantang tapi pasti ia menyapa kami malam tadi. "Selamat datang di Second Annual Concert Cantiamo de Laverita - Enchanted Heritage, a Walk Through Many Cultures."

Ialah Cantiamo de Laverita, sebuah grup choir yang baru berdiri 12 Oktober dua tahun lalu ini tengah merayakan hari jadinya. Meski baru seumur jagung, ternyata kelompok ini telah menorehkan sejumlah prestasi di dalam negeri. First Winner Pespawari UKI 2013 menjadi salah satu pencapaiannya. Nama Cantiamo de Laverita sendiri diambil dari bahasa Italia yang berarti Mari Menyanyikan Kebenaran. Konon, maknanya setiap lagu dinyanyikan dengan seluruh jiwa, semangat, dan hati hingga menghasilkan kebenaran yang berujung kebaikan.

Sesaat kemudian, sekitar 28 anggota choir masuk ke panggung. Para pria mengenakan setelan jas hitam dengan vest berwarna emas yang mencolok. Sementara wanita mengenakan atasan kain polos berwarna merah dan bawahan kain bermotif batik sutera berwarna senada (emas) dengan tatanan sanggul dan make up yang simple. Paduan trandisional modern. Elegan. Cukup. Tak berlebih. Menarik.

Kemudian, masuklah seorang konduktor pria dan seorang pianis wanita. Si konduktor langsung berdiri di depan grup dan memberi aba-aba pembagian suara, sopran, alto, tenor dan bass. Benar saja, ketika memulai lagu pertama 'Herr, wenn ich nur dich habe' karya Heinrich Schutz, perpaduan keempat suara itu sungguh memukau. Aku yang seorang auditori terlena. Sampai bingung harus mendengarkan sisi mana terlebih dahulu.

Cantiamo de Laverita*
Sejujurnya, ini kali pertamaku menonton live sebuah konser paduan suara. Tak ada kata selain Hatiku Tercuri dengan suara merdu mereka. Sungguh harmonisasi, aransemen, pembagian suara, pembagian tata kalimat per bait lagu, bahkan pembagian posisi - penempatan anggota. Seperti sebuah sound system - "stereo". Apik.

Sesi pertama diisi dengan tujuh buah lagu klasik berbahasa asing yang akupun tak tau arti dan dari mana asalnya. Entahlah apakah para penyanyi di depan itu seperti aku juga atau tidak. Aku hanya tau mereka menyanyikannya sambil memegang sebuah buku. Alunan lembut lagu-lagu klasik dibawakan dengan indah. Aku pun terbuai. Tak terhitung beberapa kali aku memejamkan mata. Mencoba menikmati. Untung saja tak tertidur saking lembutnya.

Memasuki sesi kedua, mereka merambah ke ranah lagu-lagu barat dan Indonesia. Dibuka sukses membawakan lagu 'Ohya' besutan Martin Tupanno. Di sesi ini, mereka menambahkan unsur gerak tari. Aku amat yakin perpaduan gerak dan suara memang sulit dilakukan. Meskipun ada beberapa anggota yang tidak singkron dalam melakukan gerakannya, tapi suara mereka tetap konstan. Energik, atraktif, jiwa, semangat dan hati mereka seperti nyawa dalam lima lagu di sesi ini. 

Menurutku, ini sesi paling menarik. Seorang sahabatku Vicky yang ikut menyanyi digrop inipun sukses membuatku tersenyum bahkan tertawa. Saat menyanyikan lagu Save The Last Dance for Me, seluruh penyanyi pria mengenakan kacamata hitam. Si vicky bahkan tampil paling depan ditengah dua orang wanita yang mengapitnya (seperti berebut). Ada unsur canda ditempatkan didalamnya. Perpaduan gerak tari, teatrikal dan humor. Lengkap. Two thumbs up.

Terakhir di sesi ketiga. Sesi ini bagai sebuah persembahan pada Indonesia. Setelah beberapa waktu lalu aku sempat menghadiri acara di Galeri Indonesia Kaya yang menampilkan jazz bernuansa budaya Indonesia, Cantiamo de Laverita seperti tak mau kalah. Mengusung konsep tradisional, setiap anggota mengenakan pakaian adat. Kostumnya sederhana. Tak se-elegan dua sesi sebelumnya tapi tetap eksotik.

Bangga Indonesia*
Setidaknya lima lagu daerah digubah berbeda dari lagu aslinya. Walau demikian, aku tetap suka. Lantas, mereka kembali menampilkan sedikit teatrikal. Ada seorang lelaki, rambut cepak (tak gundul) iseng mengambil kain dari seorang wanita. Mereka berdua seperti penyanyi india yang berlarian sebelum bernyanyi. Begitulah, mereka mengangkat cerita keisengan anak lelaki gundul (padahal cuma cepak) sebelum mulai menyanyikan Gundul Pacul - Poedji Soesila. 

Secara keseluruhan, konsep paduan suara ini tak akan bosan ku katakan menarik, ekspresif dan energik. Sayangnya, aku yang buta musik klasik ini benar-benar tidak paham apa maksud dari pemilihan lagunya. Mungkin di buku yang biasa diberikan sesaat sebelum acara dapat ditambahkan lirik lagu atau cerita tentang makna dari lagu-lagu klasik yang akan dibawakan sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan baru.

Sukses terus Cantiamo de Laverita menghasilkan karya indahnya.


Hargai karya anak bangsa dengan tidak membeli bajakan*
*foto by my HTC

Tuesday, November 25, 2014

Deja Vu

De Javu
Tiada hari tanpa hal baru bagai sayur kurang garam. Tiada minggu tanpa tema baru hasil arisan #blogchallenge bagaikan sayur tanpa garam. Hambar. Ealahhh, namanya jg tantangan blog, beneran dong sekarang tiap minggu temanya makin menarik (baca aneh bin ajaib alias sulit bin melilit). 

Tema minggu ini tentang De Javu yang bahkan si pembuat ide tema tersebut pun tuh pagi kemaren terkulai lemas tak berdaya. Minggu lalu pas conference alias pas ketauan kalau tema dia yang keluar juga bilang "iya ya, gw juga bingung mau nulis apaan, hahahhahaa," *ketawa durjana. Baiklah, silahkan tertawa di atas penderitaan orang, tak apeu, karena aku baik hati, Let's start.

Pertama, apa sih De Javu?
Memiliki perasaan seperti "cenayang" - bisa melihat masa depan
Suatu hari, aku pernah naik angkutan umum. Aku duduk dipinggir pintu (maksudnya si agar ketika turun nanti lebih cepat). Tak lama kemudian, naiklah seorang anak kecil membawa 'kecrekan'. Yap, dia seorang pengamen. Langsung lah ia berdiri di pinggir pintu sambil bernyanyi. Kemudian, aku seperti mendapat 'bayangan' bahwa ia akan jatuh. Yap, tak lama kemudian, ia benar-benar hampir jatuh terpeleset dari angkutan itu.
Inikah Deja vu? Bukan. Ini namanya firasat


Di lain waktu, aku tertidur dikamar. Lalu, aku merasa tetiba mataku terbuka tapi saat mau bangun badan seperti kaku dan tak dapat digerakkan. Mau bicara bahkan teriak tapi tak mulut tak kuasa keluar suara. Aku pun pernah merasa seperti bisa melihat tubuhku sendiri sedang tertidur di kasur. 
Inikah Deja vu? Bukan. Ini namanya erep-erep atau ketindihan. 


Lalu apa itu deja vu?
Berharap dapet jawaban dari berbagai sumber. Aku coba membuka Mbah google. Hasilnya banyak versi banyak jawaban yang menimbulkan kebingungan. Bukannya menemukan makna harfiah, di tengah kebingungan aku malah menemukan arti deja vu versi lainnya. Deja vu lagu, deja vu toko kue, deja vu cafe, deja vu restoran. Hadeuhhh.. *puyeng

Pernah mengalami sesuatu yang sama sebelumnya
Di lain waktu, aku pernah melihat dan merasakan kejadian seperti seolah-oleh pernah terjadi sebelumnya. Di waktu lampau atau mungkin pernah terjadi waktu aku bermimpi. Konon, menurut beberapa sumber Inilah yang dikatakan Deja vu yaitu 'pernah melihat, pernah merasa atau pernah mengunjungi'. 



Intinya tidak semua orang dapat menjelaskan apa itu deja vu bahkan ilmu pengetahuan secanggih apapun belum dapat memaknai apa itu deja vu. Meski ada teori yang mengatakan bahwa Deja vu merupakan hasil dari kehidupan lain di masa lalu, Deja vu selalu memiliki sifat-sifat misterius yang belum diketahui kebenarannya.

 
*all ilustration by net

Monday, November 24, 2014

Republik Cangik

Republik Cangik*
Gongg.. Gongg.. Gong..
Dentuman suara gong terdengar berbunyi tiga kali. Lampu aula besar itu perlahan diredupkan. Tak lama kemudian, tirai merah pun dinaikkan. Tampak sebuah kursi mewah berwarna merah berada tepat ditengah setting panggung. Latar belakang pilar-pilar tinggi besar dengan hiasan awan mega mendung kental menyiratkan suasana kerajaan dan kepercayaan pada dewa-dewa di atas langit. 

Tersebutlah Republik Cangik, sebuah cerita yang dilakoni grup teater koma, produksi ke-136. Alkisah, kedukaan besar menimpa negeri Suranesia (Mandura). Maharaja Surasena baru saja mangkat. Tak satupun dari ketiga anaknya yang berminat meneruskan tampuk kepemimpinan, bahkan Baladewa, sang putra tertua sudah menjadi Raja di New Mandura. Lalu, siapa yang pantas menjadi Maharaja berikutnya?

Cangik, emban kesayangan sang Maharaja pun kebingungan. Ia dan anaknya Limbuk memutar otak. Alhasil, mereka mengadakan sayembara Pemilihan Maharaja Suranesia. Sejumlah calon pun muncul. Santaru Garu, Dundung Bikung, Burama-rama, Graito Bakari, dan Binanti Yugama. Kemudian, Cangik tidak mau kalah, ia mengajukan anak buahnya sendiri 'Jaka Wisesa' untuk ikut pemilihan Maharaja.


Cangik memberikan wejangan pada Jaka Wisesa**
Lantas, Cangik mengundang utusan dari berbagai penjuru dunia bahkan penjuru langit untuk duduk sebagai juri pada sayembara tersebut. Mulai dari Gatot Kaca, Lesmono Mondokumoro, perwakilan dewa - Batara Narada, Punakawan - Semar, Ratu Setan hingga Pramoni. Tak lama berselang, sayembara pun dimulai, masing-masing calon Maharaja mulai memaparkan visi-misi dan rencana kerja mereka jika terpilih jadi Maharaja. Nasib mereka berada ditangan para juri. Selanjutnya, siapa yang dipilih juri dan akhirnya menjadi raja?


Santunu Garu sedang memaparkan visi misinya menjadi Maharaja**
Teater Koma bisa ku katakan istimewa. Group yang telah berdiri sejak 1 Maret 1977 silam ini konstan menyuarakan hati rakyat dalam tiap pementasannya. Tak terkecuali dengan Republik Cangik. Pemaparan, pemikiran, kritik dan otokritik yang sifatnya politis tergambar jelas melalui ide cerita, naskah, penokohan, skript hingga adegan. Kali ini, mereka berupaya menggambarkan cerita yang mirip dengan kondisi saat pemilihan umum berlangsung di Indonesia beberapa waktu lalu.

Aku dan teman-temanku, Yessi, Anggit dan Niwa diajak "asyik" mendeskripsikan setiap tokoh yang melambangkan orang-orang "penting" di kehidupan nyata. Terasa begitu dekat. Berupa sindiran halus, sangat halus. Terasa sekali teater ini menyuguhkan pementasannya seperti obat - tapi tak langsung menyembuhkan. Ia seperti serba tau - tetapi sebenarnya memancing penonton untuk mencari jawabannya bersama-sama. 

Sejujurnya, ditengah-tengah pertunjukkan aku dan dua orang temanku (kecuali niwa) sempat tertidur sejenak. Entah karena kelelahan bekerja atau terlalu lembutnya nyanyian dan alunan musik atau mungkin karena ada bagian yang kami anggap tidak seru - tanpa perlu adegan itu pun alur cerita tetap sejalan. Bisa jadi disebabkan waktu pertunjukkan yang terlalu larut. Aku si tukang tidur ini pun dibuat jadi (terpaksa - tak sengaja) tertidur.

Namun secara keseluruhan, aku suka dengan pertunjukannya. Humor segar yang diselipkan dalam alur cerita - membuat mata tahan melek. Suara tembakan senapan yang menggelegar - terasa terdengar sampai jantung berdegup kencang. Efek tata panggung dan pencahayaan yang pas - tak mengganggu mata. Tata musik yang harmonis - pemain musiknya bisa diajak ngobrol sama pemain teater. Terakhir, wardrobe yang menarik - gabungan antara desain klasik tradisional dan modern, warnanya gonjreng. Dua jempol.

Semoga sukses terus menghasilkan karya terbaik anak bangsa.


Numpang narsis dulu*** 
(kanan atas - bersama Om Dewa ganteng, kanan bawah - Tante Ratu Setan energik)
Penonton yang baik membeli tiket - Hargai Karya Anak Bangsa*

*foto by me
** foto by media indonesia - net
*** foto by Niwa

Saturday, November 15, 2014

A Jazz Tribute to Indonesian Heroes



We must proud of our Indonesian Heroes
After a wonderful performance of  'a Jazz Tribute to Indonesia Folksongs' in last September,  I and my friends watched a very special and unique concert called 'A Jazz Tribute to Indonesian Heroes, last night. In Indonesia, November is knowns as month of commemorating the Indonesian heroes. 

The Swing Boss Jazz band presented the exotic style of swing and bossanova with many songs about heroes theme in Indonesia. The songs were 'Gugur Bunga', 'Maju Tak Gentar', 'Kartini', 'Kopral Jono', and so on. They gave us special arrangement of many legendary songwriters like Kusbini, Alfred Simanjuntak, Husein Mutahar, Liberty Manik, Ismail Marzuki and many more. I and my friends, Yessi and Rahma enjoyed their performance. I gave them two thumbs up for their performance.


In the middle of their concert, there's one performance from Neno was known as a 'Trumpet Man'. He and The Swing Boss Jazz band performed 'Kartini' song. "Woww.how amazing his show," he could produce a sound of trumpet just from his mouth. "I couldn't stop smiling in his performance". :)




Neno, "A Trumpet Man"
After that, I watched a show of acappella group performance from 'Sion A Cappella'. Four mans who were very dynamic, active, and enthusiastic. I ever watched their performance before and I like it. Afterward, on last night performance, I still like them. They sang a Korpal Jono's song. The harmonization of their voice still sound very well. Their combination of sounds were interesting. They were very inspiring. "Opaaaaa opaaaaa..  I love youuu" *screammm


My Lovely Opaaa
The special performance came from Ronni Waluya, ex Kahitna singer and Sarah Hadju (his wife), ex Coklat band singer. I thought, Ronni was the one who made last night so attractive. He could create a warm atmosphere from his audiences. All audiences enjoyed the performances. "So do I." 


Rooni Waluya perform
Sarah Hadju perform
Before the end of the show, Ronni and Sarah asked two audiences went to the stage. Then, they sang 'Kebyar-Kebyar' song together. Here were the lucky one.


They sang together
Unfortunately, the show was only in one hour when I hope the show would be held for more than one hour. I didn't feel that perform would be as soon as this time. I hoped they would perform again in another time. The Swing Boss Jazz Band, please give me an information if you want to make another show. Insya Allah I will come again. Hehe ^^


I'm very glad to have you, Our Indonesian Heroes

*all foto was taken from my HTC

Friday, November 14, 2014

Kenangan Diantara Jepit Rambut


Hadohhhh.. #blogchallenge minggu ini sungguh-sungguh bikin bingung karena temanya tentang "My First Crush". Otomatis romantis ini mah namanya. Jadi yahh maaf sebelumnya bagi para pembaca yang budiman jika bahasan kali ini isinya cuma curcol. Jadi begini ceritanya...

Pada zaman dahulu kala (ya ampoennn kaya berita sebelum masehi). Maksudnya waktu aku masih duduk di sekolah dasar yang letaknya di artocarpus heterophyllus alias jalan Nangka (padahal gak ada pohon Nangka), aku sama sekali gak kenal yang namanya cowo. Tenang.. tenang.. maksudnya aku bukan tidak tau apa itu makhluk bernama lelaki, cowo, lekong atau apalah istilahnya itu.

Dulu, waktu aku kecil, aku hanya tau anak lelaki itu adalah seonggok anak yang cuma boleh pakai celana, dilarang mengenakan rok, tidak boleh pakai kalung atau cincin, cuma boleh punya rambut pendek, bondol atau botak. That's it. Kalau dari sifat, aku juga cuma tau anak lelaki itu sukanya olahraga, maen bola, sama main kasti. Satu lagi lelaki itu bandel, suka banget godain anak cewe. Intinya, dulu aku gak suka anak lelaki yang nakal dan jahil.

Terdapatlah seorang anak lelaki yang jahil dan tiap hari mencari ribut denganku. Tiada hari tanpa keributan. Tiada hari tanpa keisengan yang ia ciptakan. Aku akan marah didepannya tiap ia mulai jahil. Aku akan memukul dia dengan kotak pensilku meski setelah itu aku akan menangis karena penyesalan. Gak tega memukul anak orang.

Entahlah, meski aku tak suka anak nakal, tapi wajahnya hitam manis. Semanis aku. Haha ^^, yahh nyatanya keisengannya selalu aku tunggu. Kalau dia lagi kumat diem, aku malah bingung. Merasa aneh sendiri. Yahhh, namanya juga anak kecil. 
Jepit rambut penuh tanda tanya
Sampai pada suatu saat...
Pagi itu, tepat ketika hari ulang tahunku, tetiba ada bungkus kado di mejaku. Tidak ada nama pengirim. Cuma sebuah bungkus kado, warnanya lupa. Lalu, ketika aku buka, isinya adalah jepit rambut buaya. Warnanya kuning dengan hiasan bunga matahari. Apik. Menarik.  

Ternyata menurut sahabatku, ada seorang anak lelaki yang meletakkannya di situ. Aku pikir (ngarep) si iseng hitam manis itu yang memberikannya padaku, ternyata BUKAN. Ada anak lelaki lainnya. Dia itu teman sekelasku, si rangking 2, sementara aku rangking 1 Haha ^^ (jumawa). Kami tiap tahun akan bersaing mendapatkan gelar si juara. Nah, karena itulah aku mikir lagi (emang kebanyakan mikir), ini orang serius ikhlas ngasih atau biar aku lengah? Biar menyerahkan tampuk kepemimpinan rangking (udah kaya perang dunia).

Sementara si hitam manis. Aku cuma melihat reaksinya seperti orang marah, kesel. Mukanya kecut melihatku menerima kado. Aku sendiri reaksinya? Namanya masih anak-anak ya pasti kaget, bingung harus gimana, mau bilang makasih tapi takut disangkain ada apa-apa. Gak bilang makasih tapi udah dikasih. Intinya aku MALU. Arghhhhhhh.. Mau teriak tapi gak bisa, mau ngomong ke orangnya tapi gak mampu. Gegara kado ini, aku jadi berpikir, apa ini orang naksir atau aku yang kegeeran kalau ini sekedar hadiah buat persahabatan? Serba salah. 

Baiklah, sampai detik ini pun aku tak punya jawaban apa alasan dia ngasih hadiah itu. Sampai detik ini pun aku masih kangen kejahilan anak cowo hitam manis itu. Namun sayangnya, sejak kami diterima di sekolah menengah, kami berpisah dan hingga kini tak pernah bertemu. Barangkali dia melihat tulisan ini, aku cuma mau bilang "terima kasih" karena kalian sudah memberikan warna di hidupku.

*all foto by net

Tuesday, November 11, 2014

Mokka Coffee Cabana

Mokka Coffe Cabana - Supermall Lippo Karawaci *
Buat kalian yang berdomisili di sekitar Karawaci Tangerang aku mau rekomendasiin satu cafe yang menurutku cozy pake banget. Mokka Coffee Cabana yang terletak di lantai dua Supermall Karawaci ini merupakan sebuah cafe yang menghidangkan menu-menu sederhana tetapi dikemas secara apik dan menarik. Sajian utamanya "Kopi" lalu dilengkapi dengan minuman lain seperti teh dan Coklat - favoritku yang tak bisa minum teh maupun kopi.

Chocholate is Romantic Vanilla is Fantastic *
Bukan tanpa alasan aku berkata demikian *tsaelahhhhh. Selain karena minumannya, alasan lainnya karena desain interior ditata simple berkonsep gudang, musik-musik yang diputar pun kebanyakan kesukaanku. Jadi, kalau aku mau belajar, sekedar baca komik/buku atau nongkrong bareng temen-temen, aku akan betah berlama-lama di tempat ini.

Thai Tea dan Manggo tea **

Soal rasa? Kata temen-temenku yang penggemar kopi, rasa kopinya tidak kalah dengan outlet kopi sejenis berlambang putri duyung hijau. Kalau soal rasa minuman coklatnya, bagiku racikan coklatnya pas tidak terlalu kental seperti yang lain. Namun sayang sekali, di cafe ini tidak disediakan jus buah-buahan sehingga bagi teman-temanku yang sedang diet agak susah ikutan nongkrong bareng disini.

Ice Choholate cocok menemani saat cuaca terik *

Soal makanan? Boleh dikatakan bahwa cafe ini bagaikan warung kopi versi modern. Menu-menu seperti ubi rebus, kacang rebus, singkong goreng dan cakwei itu menjadi lirikan pertama saat melihat menu nya. Sayangnya, harga sepaket ubi, kacang dan singkong dibandrol cukup lumayan yaa. Haha ^^

Jika bosan dengan pilihan menu domestik, ada pilihan menu ala western seperti burger atau sandwich, ada juga pilihan bagi noodles lovers seperti Korean noodles, Japanese noodles or Indonesia noodles. Rasanya? Aku belum coba sih, tapi dari penampilannya cukup menggugah selera. Tinggi burgernya mungkin sekitar 10cm loh dan mie-nya bisa semangkuk penuh. Pas lah buat pengganjal perut saat waktu makan siang atau makan malam.

Mie rebus, goreng dan Ramen **
Cara penyajiannya? Menarik. Contohnya, mie goreng disajikan dengan panci kecil yang menggiurkan mata dan membangun selera. Selain itu, ada kopi yang disajikan menggunakan alat khusus seperti peralatan enlemeyer atau labu ukur di laboratorium kimia.  (^^,)

Penyajian kopi unik **
Soal harga? Jangan khawatir. Saat pertama kali aku memasuki cafe ini awalnya agak minder karena biasanya interior yang apik akan didukung oleh harga sepadan. Nyatanya, rasa puas harga pas. Apalagi bagi kantong mahasiswa dan anak sekolah. Setidaknya masih lebih terjangkau dibandingkan cafe lain sejenis. 


Mocca Coffee Cabana
Jl. Boulevard Diponegoro 105
Supermall Lippo Karawaci, Second Floor
Tangerang, Banten
 

* foto by me
** illustration by net

Sunday, November 9, 2014

Menjaga Kesakralan Borobudur

Candi Borobudur bermakna spiritual tinggi
Beberapa waktu lalu, aku berkesempatan menjejakkan kaki ke Candi termegah bertabur sejarah yang terletak di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Tersebutlah Borobudur yang ditetapkan UNESCO dalam World Wonder Heritages tahun 1991 silam. Ini memang bukan kali pertama aku berkunjung ke Bangunan yang sudah ada sejak sekitar tahun 800 Masehi namun aku merasa seperti orang yang baru pertama kali ke tempat suci umat Budha yang memiliki makna spritual tinggi.

Berbeda dari beberapa tahun silam, kini tempat tersebut tertata apik. Sekitar 500 meter dari lokasi parkir, tibalah aku disebuah pendopo berasitektur joglo - bangunan asli jawa tengah. Disebelah kanan atas bangunan ada tulisan 'nusantara', sebaliknya di sebelah kiri ada tulisan 'internasional'. Ternyata bangunan ini digunakan bagi para pengunjung sambil menunggu antrian di loket yang dibedakan antara wisatawan domestik dan internasional.


Pendopo masuk Kompleks Candi
Wahh, ini jauh berbeda dari zaman dahulu kala. Pintu masuk pun sekarang menggunakan kartu *seperti Commet-nya Commuterline dengan tambahan palang metal detector. Mungkin inilah salah satu bentuk perhatian pemerintah setempat untuk menjaga kelestarian candi sehingga bisa dinikmati anak cucu kita kelak.

Salah satu bentuk pengamanan Candi
Setelah itu barulah aku dapat memasuki kawasan Borobudur, tetapi lagi-lagi masih harus berjalan kaki sebelum sampai Candi. Di sepanjang perjalanan, aku bisa melihat pepohonan tinggi di kanan dan kiri jalan yang membuat teduh suasana terik siang itu. Bagi yang malas berjalan kaki ada sebuah kereta mini yang siap mengantarkan berkeliling kawasan kompleks Candi.
Sejauh mata memandang dari atas Candi
Satu hal yang berbeda dari kunjunganku sebelumnya, ada syarat harus mengenakan kain sebelum naik candi bagi setiap orang yang berusia di atas 16 tahun. Sebelumnya, kain yang digunakan ialah kain jarik jawa bermotif klasik warna coklat, atau putih-hitam namun berbeda kini motif yang digunakan bergambar Candi Borobudur dengan warna dasar ungu. Penggunaan kain ini sifatnya wajib sebagai perlambang penghargaan bagi Candi sedangkan bagiku secara pribadi ini merupakan bentuk penghormatan dalam menjaga kesakralan. 

Setelah menikmati pemandangan Candi nun megah dari sejauh mata memandang, aku pun menaiki satu demi satu tangga Candi hingga ke Puncak dengan sesekali beristirahat sejenak disetiap undukan. Tampak dihadapan, tak terhingga Relief Candi yang seolah menyiratkan perjalanan panjang kehidupan manusia demi mencapai kesempurnaan.


Gambaran kehidupan manusia
Pada suatu lokasi, aku  sempat melihat seorang lelaki sedang bersembahyang. Sepertinya ia seorang pemeluk agama Budha yang tengah khusuk menjalankan ibadahnya. Namun sayangnya, akibat terlalu banyak pengunjung banyak sekali orang-orang yang hilir-mudik di depan lelaki ini. Sungguh, aku khawatir ibadahnya terganggu dan kesakralan, kekhusyukan ibadahnya bisa ternoda. 


Khusuk beribadah
Menilik perjalanan ini, sungguh sayang, pihak Borobudur belum memberi fasilitas istimewa bagi para wisatawan yang berkunjung secara khusus untuk beribadah. Menurutku, sebaiknya pihak terkait dapat memberi perhatian dengan menyediakan satu lokasi yang dapat digunakan sejumlah umat Budha yang akan melakukan ibadahnya sehingga kesakralan Borobudur tetap dapat terjaga dengan baik.

Borobudur, bukti Peradaban Dunia ratusan tahun silam

*all foto by me