Wednesday, October 29, 2014

Film Penumpasan Pengkhianatan G30 S/PKI: Urai Air Mata

Film terbesar yang tak mungkin terulang lagi (T.T) gw gak mau diulang lagi beneran
Ada yang masih ingat sekitaran tahun 1990-an setiap tanggal 30 September di salah satu stasiun televisi milik pemerintah (ga mau nyebut nama ceritanya :D) rutin diputar film berdurasi sekitar 4 jam. Adalah Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI yang aku katakan sebagai satu-satunya film yang bisa membuat seorang iin kecil imut ini nangis sampe kejer se kejer kejernya. Aku bisa katakan bahwa "This is the saddest movie that I've ever watched".

Seingatku, film ini penuh adegan kekerasan. Ada adegan penyiksaan wajah pakai silet, tubuh didorong, dijatuhkan lalu diseret-seret dilantai sampai darah mengucur deras. Setelah itu, pembunuhan secara sadis (disiksa terlebih dahulu) lalu dibuang ke dalam sumur. Sampai-sampai ada anak kecil tak berdosa (Ade Irma) yang ditembak mati oleh anggota PKI.

Nuansa kelam, suram dan tegang yang digambarkan di film ini bisa dikatakan sukses membuatku ketar-ketir. Aku yang sewaktu itu masih duduk dibangku taman kanak-kanak, cuma bisa menutup wajah sampai menangis tersedu-sedu. Meminta televisi segera dimatikan karena tak tega menonton tiap scene penyiksaan. "Ibuuuuuuuu, matiin tipiiii," (teriak 8 oktaf).

Tak sekedar menyayat hati, rupanya kesan mendalam propaganda Orde baru ini membuat batinku terganggu. Aku trauma jika harus kembali menonton film ini. Satu-satunya tokoh difilm ini yang ku ingat hanya Nasution yang kabur dan menyebabkan anaknya Ade Irma dibunuh. Selebihnya, aku tak ingat dan tak mau ingat lagi.

Diorama Ade Irma dibunuh - Museum Lubang Buaya, Jakarta
Alhamdulillah wa syukurillah, rasanya mau sujud syukur, sejak tahun 1998, film ini tak lagi ditayangkan di televisi. Konon katanya, film ini tak lagi ditayangkan karena ada permintaan dari tokoh Perhimpunan Purnawirawan Angkatan Udara Republik Indonesia (PP AURI) yang meminta film tersebut dilarang diputar kembali. Alasannya, sejumlah anggota TNI Angkatan Udara menilai film tersebut mendiskreditkan pangkalan AURI di Halim Perdanakusumah (dianggap sebagai sarang PKI).
"Bukan cuma pengkhianatan atau penumpasan PKI-nya saja yang membekas memberi kesan tapi ada cerita lain dibalik semuanya. Kisah Traumatis."
Gara-gara musik ala-ala horor ada yang suka mimpi buruk
Gara-gara jadi latar penyiksaan ada yang parno liat pohon pisang 
Ada yang takut liat silet gara-gara dipakai buat menyayat-nyayat pipi
Ada juga yang takut denger suara burung karena dianggap penanda kematian
Bahkan ada juga yang parno liat peti mati gegara takut dibunuh
Saya sendiri gak suka kalau disuruh ke museum lubang buaya karena takut dimasukin ke dalam itu sumur kematian

Semoga ke depan, akan ada Peninjauan Kembali (PK) jika dan hanya jika ada pertimbangan bahwasanya film ini berniat akan diulang. Saya akan menjadi orang pertama yang mendukung kabur sejauh-jauhnya.

*foto by net

8 comments:

  1. Jadi itu rasanya aja atau udah sujud syukur? hehe

    Alhamdulillah yaaa, dulu di rumah ada pilihan untuk "matiin tipi" setiap ada film itu berikut Laporan Kh*s*s setiap jam 9 malam bwahahahahaha....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Baru rasanya, jeeessss *salah pokus lu.. hahahha :D
      ah kamoeh, nobita eh novita aje tauu, hitsss tuh acara..

      Delete
  2. seumur-umur belom pernah nonton film ini hahaha..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sabar ya, wak.. Mungkin kamu lelah *nyengir kuda

      Delete
  3. sebagai warga negara Indonesia, gw pengen nonton ini sekali aja. dulu ga berani karena takuut.

    ReplyDelete
    Replies
    1. silahkan, tapi jangan minta temani saya
      *kibas jilbab

      Delete
  4. aku bukan sedih ini mah, lebih ke takut.....tapi sutradaranya bagus lho, bisa membangun situasi yang mencekam sepanjang film

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, ru.. mungkin waktu gw kecil gw gtau perbedaan sedih ama takut, hahaha ^^
      ehh emang lo tau siapa sutradaranya?

      Delete