Bagi yang cuma punya waktu satu hari ke Semarang dan ingin melakukan
sejumlah perjalanan, mungkin tulisan ini berguna bagi Anda. Aku dan Yessika
tiba di Semarang pukul 4 pagi dan berencana berkeliling kota ini setelah
sarapan pagi. Tepat pukul 08.30 kami pun langsung bergegas menuju tempat wisata
pertama yakni ‘Lawang Sewu’. Menurut rekanku yang asli wong Semarang, tidak
lengkap seseorang bila tidak mengunjungi salah satu icon kota ini yakni “Lawang
Sewu’ atau rumah dengan seribu pintu.
Kami pun berangkat dari jalan Supriadi naik angkot ke jalan besar
*lupanamanya* dengan membayar Rp2000,- per orang. Kemudian kami naik Trans
Semarang menuju ke lawang sewu dengan tarif Rp3.500,- per orang, sama dengan
busway di Jakarta. Tapi bedanyaaa, bis ini unik, mulai dari cara pembayaran
yang dilakukan langsung di dalam bis, hingga terdapat pijakan khusus yang menghubungkan
antara bis dan halte dan dijaga oleh kondektur-nya. Bentuknya seperti
“skateboard” tapi berbahan besi dengan bentuk persegi, roda di bawahnya untuk
ditarik keluar dan ke dalam dan pegangan besi juga bagi si kondektur.
Tiket Trans Semarang |
Hal menarik lain adalah, ketika ada penumpang ibu-ibu yang memiliki anak
kecil maupun lansia yang masuk dan tidak dapat tempat duduk, si kondektur itu
langsung mencarikan tempat duduk, bertukar tempat dengan penumpang yang
dianggap lebih muda dan mampu berdiri. Setelah itu, si ibu dan anak ataupun
lansia tersebut dipersilahkan duduk dengan dituntun menuju tempat duduk itu.
Wah suatu pemandangan, kesantunan keramahan asli budaya Indonesia yang jarang
ku temui di kota-kota besar lainnya.
Tiket Masuk Lawang Sewu |
Lawang Sewu |
Jajaran pintu yang jumlahnya tak terhitung, ruangan yang luas, dihiasi cat
putih dan coklat khas arsitektur Belanda pada zamannya, menggambarkan kemegahan
gedung yang pernah difungsikan sebagai kantor kereta api kala itu. Suasana
yang sejuk yang disebabkan oleh ventilasi dan pintu yang konon jumlahnya hingga seribuan, itulah yang kami rasakan
ketika memasuki setiap ruangan di dalam gedung yang dibangun jauh sebelum kemerdekaan
diperoleh negeri ini.
Salah satu pintu ruang bawah tanah |
Tak hanya itu, miniatur kereta juga disuguhkan pagi
para pengunjung di depan gedung ini, yang dapat digunakan untuk diabadikan
gambarnya. Tak jarang, calon pasangan pengantin juga ada yang melakukan sesi
foto prewedding di tempat ini, menurut guide kami sih dengan merogoh kocek
Rp300.000,- untuk sesi pemotretan dalam satu hari.
*Photo by Me
yah gw ga sempet naik trans semarang :<
ReplyDelete