Trip yang ku lakukan kali ini bukan dalam rangka tugas kantor ataupun
sengaja melakukan perjalanan luar kota untuk refreshing. Menuju kota yang lebih
ku kenal dengan tempat ‘tahu bakso’ dan ‘lumpia’ ini ku kunjungi untuk
menghadiri pernikahan rekan kerjaku saat itu yaitu Mas Reza. Pernikahan yang
berlangsung pada 6 Mei lalu ini memang diadakan di gedung wanita yang letaknya
di dekat kawasan Simpang Lima.
Aku dan Yessika yang mewakili bagian kami pun berangkat Jum’at malam,
sepulang dari kantor. Kami menggunakan transportasi darat berjulukan ‘besi
berkaki banyak’, satu-satunya transportasi anti ‘macet’, menurutku. Kami
berangkat tepat pukul 19.15, telat 5 menit dari jadwal namun ini cukup dianggap
tepat waktu untuk hitungan di Jakarta.
Senja Utama seperti namanya memang berangkat kala senja, baik malam (sore)
maupun pagi. Dengan mengeluarkan kocek
Rp150.000,- per orang, 8-9 jam perjalanan kami malam itu cukup melelahkan.
Namun bagi yang kelaparan, tidak perlu khawatir, ada pedagang makanan matang
dan cepat saji yang bersedia membantu. Untuk satu mangkuk ‘mie rebus’ dibandrol
seharga Rp10.000,-. harga yang cukup pantas dijual di atas kendaraan
berkecepatan seperti itu.
Tak ada yang menarik yang dapat dilihat di atas Senja Utama kala malam
hari, alasannya Cuma satu, gelapppppp.. Paling hanya suara penumpang mengobrol
atau pemandangan penumpang tidur nyenyak selama perjalanan. Tidurnya pun dengan
berbagai posisi wuenak masing-masing, ada yang duduk di bangku sambil nyender
temen sebelahnya, ada yang tidur di bangku selonjoran dan temennya malah tidur
di bawah, ada yang ileran, ada yang ngigo, *okeh yang terakhir gw ngasal*.
Akhirnya, setelah bercape-cape, kami pun tiba di Stasiun Tawang tepat pukul
4 pagi dengan sambutan dari supir-supir taxi yang telah siap berjajar
menawarkan jasa mengantarkan calon penumpang ke tujuan masing-masing.
No comments:
Post a Comment