“Hai Nabi!
Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang
mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” (Q.S.
Al-Ahzab: 59)
Hay guys, pasti kaget tau-tau muncul dan ada
ayat Qur’an. Ayat ini sederhana, perintah ALLAH bagi setiap
perempuan untuk menutup auratnya. Sebenarnya tujuan mengenakan jilbab tidak
sekedar menjaga kehormatan, mempercantik diri, menghindarkan diri dari
kejahatan atau dianggap wanita sholehah. Di luar itu semua, jilbab itu perintah
dari ALLAH swt, Tuhan Pencipta manusia.
Berkerudung, berhijab, berjilbab apapun
istilahnya tidak harus menunggu mendapatkan hidayah, Justru ALLAH telah
memerintahkan setiap wanita dalam ayat di atas, tinggal keputusan ada pada diri
kita, apakah mau mengambil hidayah itu atau mau membiarkannya terbang dibagai
kapas? *masa sesuatu yang baik kok ditolak*
Jika ada juga yang bertahan menunggu
menjilbabkan hati dahulu baru mau menutup aurat. Wahh, dimanakah ALLAH memerintahkan
demikian? Adakah dalilnya? Bukankah menjilbabkan atau memperbaiki hati bisa dilakukan
dengan menaati segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya?
Hari ini tepat 4 September, tak banyak yang tahu bahwa hari ini merupakan
International Hijab Day yang diperingati diseluruh dunia. Bulan
Juli tahun 2004, tokoh-tokoh Muslim di seluruh Eropa berkumpul di kota London,
Inggris. Mereka menggelar konferensi mendukung jilbab, sebagai reaksi atas
keputusan pemerintah Prancis yang menyatakan melarang jilbab di institusi-institusi
pendidikan dan institusi publik.
Konferensi dibuka oleh walikota London, Ken Livingstone dan
dihadiri oleh 300 delegasi, mewakili 102 organisasi-organisasi Inggris dan
internasional. Hadir pula dalam konferensi itu tokoh cendekiawan Muslim Sheikh
Yusuf Al-Qaradawi dan Profesor Tariq Ramadan. Dalam konferensi itu ditetapkan tiga hal, pertama dukungan terhadap jilbab. Kedua, penetapan 4 September sebagai Hari Solidaritas Jilbab Internasional (IHSD). Terakhir, rencana aksi untuk tetap membela hak wanita muslim mempertahankan busana takwa.
Dari hasil konferensi itu
terbentuklah Assembly for the Protection of Hijab (Majelis untuk Perlindungan
Jilbab) dan seluruh peserta mendeklarasikan tanggal 4
September sebagai International Hijab Solidarity Day (Hari Solidaritas Jilbab
Internasional). Dalam konferensi itu, para peserta merancang
berbagai rencana aksi untuk membela hak kaum perempuan Muslim untuk
mempertahankan busana muslim mereka.
Sejak
itulah, setiap
tanggal 4 September 2004 , organisasi-organisasi dan umat Islam, terutama
muslimah yang tinggal di negara-negara non-Muslim menggelar Hari Solidaritas
Jilbab Internasional (International Hijab Solidarity Day).
Meski gaungnya tidak terlalu menggema sampai ke negeri-negeri Muslim lainnya,
termasuk Indonesia.
Indonesia
Di Indonesia, anggota Forum
Bersama Muslimah se-Solo Raya membentangkan poster saat menggelar aksi di Car
Free Day (CFD) Jl Slamet Riyadi Solo, Minggu (2/9/2012). Aksi tersebut
merupakan bentuk dukungan atas penetapan tanggal 4 September sebagai Hari
Solidaritas Jilbab Internasional (IHSD) dan mengajak masyarakat untuk memakai
jilbab sebagai penutup aurat.
Jadi tak perlu harus
menunggu menjadi wanita sempurna hanya tuk kenakan jilbab. Justru dengan menutup aurat kita
tampak sempurna. Jika ditanya manusia seperti apa yang sempurna dimata ALLAH? Jawabannya
adalah manusia yang beriman dan bertakwa pada-Nya. Maka nikmat apalagi yang
kita dustakan?
diolah dari berbagai sumber
http://letstellthestory.blogspot.com/2012/09/behind-international-hijab-solidarity.html
sumber:
http://www.eramuslim.com/
http://cahaya05.wordpress.com/2008/09/11/international-hijab-solidarity-day/
http://www.bersamadakwah.com/2012/09/hari-solidaritas-jilbab-internasional.html
http://www.islamedia.web.id/2012/09/sejarah-ihsd.html
No comments:
Post a Comment