Kecepatan informasi menuntut setiap manusia menjadi robot teknologi di era
globalisasi. Semakin cepatnya perkembangan teknologi, maka semakin cepat pula
informasi yang didapat. Informasi ini mulanya berasal dari sumber-sumber
seperti media cetak dan media elektronik. Lalu mengarah ke media online dan
kini bergeser ke ranah sosial media.
Seseorang secara tidak langsung seperti robot yang dituntut untuk memiliki
sosial media karena jika tidak, maka ia akan cenderung terkucilkan di
lingkungannya. Faktanya, perkembangan sosial media seperti facebook berhasil
mengalahkan media sebelumnya seperti media cetak, radio, televisi alih-alih
media online.
Hari ini, saya hadir di sebuah Workshop bertajuk peningkatan kapasistas
blogger. Awalnya saya ragu, apa pertemuan ini sekedar pertemuan antar blogger
se-indonesia atau ada hal lain. Ternyata, acara yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) ini sarat
makna.
Setelah di awal tahun ini DJP sedang gembor-gembornya sosialisasi penyerahan
Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) melalui e-filing atau kata lainnya Wajib Pajak mulai diajak melek teknologi
lapor pajak, kini ada terobosan baru. DJP mulai mengarah ke sosial media. Rupanya,
ranah ini mulai menjadi sorotan penting pejabat-pejabat pajak yang digaungkan
ke seluruh jajarannya. Mereka mulai melek info bahwasanya teknologi sosial
media yang selama ini hanya dianggap angin lalu ternyata berpengaruh
signifikan.
Datang ke tempat ini berarti menambah informasi, menambah wawasan menambah
hal baru. Satu catatan penting dari @romeltea (sang pembicara), sosial media
bukan main-main. Sosial media kini menjadi wadah luar biasa yang mampu
menggiring opini publik. Seluruh jajaran pajak kini mulai disadarkan bahwa agenda
setting sudah seharusnya menjadi perhatian utama.
Seperti halnya yang aku pelajari dibangku kuliah dahulu, masing-masing media
pastinya memiliki agenda setting di setiap terbitannya. Wajar rasanya bila ada
berita informasi negatif tentang DJP menjadi trending topic jika agenda setting
mereka direncanakan seperti itu. Tak heran bila pemanfaatan sosial
media oleh pihak internal mulai diperhitungkan sebagai “tandingan” dari agenda
setting media.
Aku berharap, ke depan, melalui workshop ini, sekurangnya 32 ribu pegawai
pajak mulai melek sosmed dan berhasil meng-counter isu negatif yang berkembang
selama ini. Melalui pembangunan Tentara Cyber (cyber army) akhirnya, secara tidak langsung akan dapat membangunkan pencapaian
target pajak yang mati suri, tiga tahun belakangan.
*pic from internet : globalpost.com